Minggu, 14 November 2010

BATUK

Batuk merupakan penyakit yang sering kita jumpai pada orang-orang di sekeliling kita atau kita sendiri yang menderita batuk. Karena sering terjadi dan biasanya tidak berakibat buruk, maka batuk sering diabaikan atau dianggap tidak berbahaya. Batuk bukanlah penyakit, tetapi merupakan petunjuk bahwa ada yang tidak beres pada tubuh kita baik karena penyebab yang ringan sampai merupakan gejala dari penyakit yang berat yang dapat mematikan.


Penyebab Batuk

Batuk sebenarnya merupakan bentuk reaksi tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Benda asing yang dimaksud bisa berupa debu, lendir, atau benda asing lainnya. Ini sebenarnya merupakan reaksi normal dan berfungsi untuk melindungi diri kita.

Batuk merupakan pengusiran udara secara kasar untuk membersihkan paru-paru dari zat yang berbahaya ketika saluran pernapasan mulai terganggu. Batuk dapat pula menjadi upaya yang disengaja untuk membersihkan tenggorokan. Namun, yang perlu diingat, batuk dapat menyebarkan kuman yang menyebabkan penyakit.

Batuk ringan yang umum menimpa kita adalah batuk karena masuk angin atau batuk gejala influenza yang biasanya terjadinya saat perubahan musim. Batuk seperti ini biasanya tidak lama, setelah cukup beristirahat atau minum obat bebas di pasaran, gejalanya akan mereda dan hilang.


Penyakit Penyebab Batuk

Tetapi, bila batuk tidak sembuh-sembuh dalam jangka waktu yang lama, mungkin penyebab batuk tersebut merupakan penyakit yang perlu diwaspadai. Seperti bersin, batuk juga bisa menyebarkan penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang sering dicirikan oleh batuk.

*
TBC (Tuberkolosis / TB)
Penyakit ini menyerang paru-paru dan menular. Merupakan penyakit yang mematikan bila tidak segera diobati atau tidak rutin mengobatinya. Penderitanya akan mengalami batuk yang cukup sering baik pada waktu siang maupun malam. Ciri lain adalah tubuh penderita yang semakin kurus. TB tidak hanya menyerang orang dewasa, karena banyak ditemukan anak-anak yang terjangkit penyakit ini.
*
Asma
Asma merupakan penyakit karena adanya penyempitan pada saluran pernapasan. Pemicunya bisa bermacam-macam dan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Beberapa pemicu asma adalah debu, udara dingin, dan asap. Kenali pemicunya agar sebisa mungkin bisa dicegah serangan asma pada penderita. Gejala yang biasa timbul adalah batuk atau sesak nafas akan meningkat pada malam hari. Penyakit ini merupakan penyakit kambuhan, maka untuk penderita asma sebaiknya selalu disiapkan pelega pernafasan mirip inhaler yang dapat dihisap setiap saat.
*
Pneumonia
Bagian yang diserang pada penyakit ini adalah paru-paru. Biasa dikenal dengan istilah paru-paru basah, karena bila terserang penyakit ini, paru-paru menjadi radang dan terinfeksi dan mengakibatkan pada paru-paru terdapat air atau lendir. Selain batuk-batuk, gejala lainnya adalah demam tinggi dan menggigil. Segera konsultasikan ke dokter atau rumah sakit agar segera ditangani.
*
Pertusis
Pertusis dikenal juga sebagai batuk rejan. Batuk ini disebabkan bakteri jahat yang menyebabkan infeksi paru-paru. Ciri pada batuk terus menerus selama beberapa kali dan diakhiri dengan nafas terengah-engah. Batuk ini berbahaya bila menimpa anak kecil atau bayi, karena batuk yang terus menerus dan panjang dapat menyebabkan mereka kekurangan oksigen. Batuk yang dikenal juga dengan batuk rejan atau batuk 100 hari ini menular ketika percikan cairan hidung atau mulut orang yang terinfeksi penyakit ini mengenai orang lain yang selanjutnya dapat terinfeksi pula.
*
Bronkitis
Penyakit ini disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran udara kecil paru-paru. Bila terkena penyakit ini, penderita akan batuk disertai suara seperti bersiul saat bernafas.

Jangan sepelekan bila batuk dialami terus-menerus. Segera konsultasikan ke dokter atau rumah sakit untuk mengetahui lebih jelas penyebab batuk tersebut. Membiarkan terlalu lama tanpa mendapat pengobatan yang tepat akan memperparah keadaan penderita. Selain itu, kebanyakan penyakit yang menyebabkan batuk bersifat menular sehingga dapat membuat anggota keluarga atau orang-orang yang ada di dekatnya terkena penyakit juga.

Senin, 13 September 2010

Etiologi hipertensi

Penyebab hipertensi hanya dapat ditetapkan pada sekitar 10%-15% pasien. Penting untuk mempertimbangkan penyebab khusus pada setiap kasus karena beberapa di antara mereka perlu dilakukan pembedahan secara definitif : kontriksi arteri ginjal, koarktsi aorta, feokromositoma, penyakit Chushing, dan aldosteroneisme primer.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:E0uT8IAspKAJ:ilmu-kedokteran.blogspot.com/2007/11/hipertensi.html+etiologi+hipertensi&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-vC8AN9GBHwJ:hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-hipertensi/+etiologi+hipertensi&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
.Faktor-faktor Risiko Hipertensi
Ada banyak faktor risiko hipertensi, beberapa diantaranya dapat dikendalikan dan dikontrol. Umur, jenis kelamin dan genetik merupakan faktor risiko yang tidak dapat dikontrol. Sementara obesitas, kurang olahraga, merokok, alkohol dan stres emosional merupakan faktor risiko yang dapt dikontrol.
Adapun faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain sebagai berikut :
1. Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
a. Umur
Tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Ini disebabkan karena dengan bertambahnya umur, dinding pembuluh darah mengalami perubahan struktur. Jumlah sel otot polos berkurang dan jaringan elastin makin bertambah. Akibat perubahan itu, elastisitas dinding berkurang dan tahanan tepi akan meningkat sehingga dapat menyebabkan tekanan darah meningkat pula.
b. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi daripada wanita. Hipertensi berdasarkan kelompok ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada wanita seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihn berat badan), depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.
c. Genetik (Keturunan)
Kecenderungan seseorang untuk menderita hipertensi dapat terjadi bila dalam keluarganya ada hipertensi karena hipertensi dapat diturunkan secara genetik. Demikian pula dengan kembar monozigot (satu sel telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.
2. Faktor risiko yang dapat dikendalikan
a. Merokok dan Minum Alkohol
Rokok meninggikan tekanan darah hanya untuk sementara waktu. Peningkatan tersebut tersebut tidak bertahan lama dan rokok tidak dapat dipersalahkan sebagai penyebab tingginya tekanan darah pada setiap orang yang mengidap hipertensi. Akan tetapi rokok mempunyai beberapa pengaruh langsung yang membahayakan jantung. Apabila pembuluh arah yang ada pada jantung sudah dalam keadaan tegang karena tekanan darah tinggi, maka rokok dapat menimbulkan bencana. Oleh karena itu, hipertensi dan rokok, walaupun hanya beberapa batang sehari, sama sekali jangan dipadukan. Minum alkohol lebih dari takaran yang sedang benar-benar meninggikan tekanan darah dan dapat mempercepat pengaruh penyakit tersebut.
b. Obesitas
Kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit degenerasi dan metabolit. Lemak tubuh, khususnya lemak pada perut berhubungan erat dengan hipertensi. Obesitas juga merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner dan merupakan faktor risiko independen yang artinya tidak dapat dipengaruhi oleh faktor risiko lain.
c. Kurang Olahraga
Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah maka akan memudahkan terjadinya hipertensi.
d. Stres Emosional
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivasi syaraf simpatik yang akan meningkatkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu).
Meskipun dapat dikatakan bahwa stres emosional benar-benar meninggikan tekanan darah untuk jangka waktu yang singkat, reaksi tersebut lenyap kembali seiring dengan menghilangnya penyebab stres. Yang menjadi masalah adalah jika stres bersifat permanen, maka seseorang akan mengalami hipertensi terus-menerus sehingga stres menjadi suatu resiko. Kemarahan yang ditekan dapat meningkatkan tekanan darah karena ada pelepasan adrenalin tambahan oleh kelenjar adrenal yang terus-menerus dirangsang.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:EcilrSEqWxQJ:yienmail.wordpress.com/2008/11/19/hipertensi/+etiologi+hipertensi&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
Diagnosis
Diagnosis hipertensi didasarkan pada peningkatan tekanan darah yang terjadi pada pengukuran berulang. Diagnosis digunakan sebagai prediksi terhadap konsekuensi yang dihadapi pasien, jarang meliputi pernyataan tentang sebab-akibat hipertensi.
Penelitian-penelitian epidemologis mengindikasikan bahwa resiko kerusakan ginjal, jantung dan otak secara langsung berkaitan dengan peningkatan tekanan darah. Bahkan hipertensi ringan ( tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/ 90 mm Hg) pada orang dewasa muda dan setengah baya pada akhirnya dapat meningkatkan risiko kerusakan organ akhir/ sasaran. Risiko kerusakan organ akhir pada semua tingkat tekanan darah/ tingkat umur adalah lebih besar pada orang-orang kulit hitam, dan relatif jarang pada wanita premenepous dibandingkan pada pria. Faktor-faktor risiko positif lainnya termasuk merokok, hiperlipidemia, diabetes, manifestasi kerusakan organ akhir yang terdeteksi pada saat diangnosis, dan riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler.
Perlu dicatat bahwa diagnosis hipertensi bergantung pada pengukuran tekanan darah dan bukan pada gejalayang dilaporkan pasien. Pada kenyataanya hipertensi lazimnya tanpa gejala ( asimptomatis ) sampai segera terjadi kerusakan organ akhir secara jelas atau bahkan telah terjadi kerusakan tersebut.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:E0uT8IAspKAJ:ilmu-kedokteran.blogspot.com/2007/11/hipertensi.html+etiologi+hipertensi&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
1. Diagnosa Keperawatan 1. :
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard.
Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah / bebankerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapatditerima, memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.
Intervensi :
o Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.
o Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
o Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
o Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
o Catat edema umum.
o Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
o Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
o Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
o Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
o Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
o Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
o Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
o Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.
Intervensi :
1.
1.
o Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasienterhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).
o Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan tingkat aktivitas individual).
o Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja jantung).
o Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi, menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen).
o Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).
Diagnosa Keperawatan 3. :
Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.
Kriteria Hasil asien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi :
1.
1.
o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.
o Batasi aktivitas.
o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.
o Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.
o Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.
Diagnosa keperawatan 4. :
Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Kriteria Hasil asien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Intervensi :
1.
1.
o Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.
o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia.
o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.
o Amati adanya hipotensi mendadak.
o Ukur masukan dan pengeluaran.
o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.
o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:-vC8AN9GBHwJ:hidayat2.wordpress.com/2009/05/12/askep-hipertensi/+etiologi+hipertensi&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id
Penanganan dan Pengobatan Hipertensi
a. Diet Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
• Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini ;
- Jangan meletakkan garam diatas meja makan
- Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan
- Batasi konsumsi daging dan keju
- Hindari cemilan yang asin-asin
- Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium
• Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
- Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.

- Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.

- Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh darah.

Gangguan pada Alat Peredaran Darah Manusia

Gangguan pada alat peredaran darah manusia dapat terjadi karena keturunan ataupun penyakit tertentu. Penyakit pada alat peredaran darah dapat disebabkan oleh pola hidup dan makanan yang tidak sehat. Misalnya, terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak tinggi dan makanan berkadar kolesterol tinggi. Berikut ini akan dijelaskan gangguan-gangguan pada alat peredaran darah manusia.
1. Anemia
Gangguan ini disebabkan rendahnya kadar Hb (hemoglobin) dalam darah. Ciri-ciri penderitanya adalah mudah lelah dan sering merasa pusing.
2. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Gangguan ini disebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.
3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Gangguan ini disebabkan naiknya tekanan darah yang diakibatkan penyempitan pembuluh darah.
4. Kanker Darah (Leukemia)
Penyakit ini disebabkan sel-sel darah putih yang memperbanyak diri tanpa terkendali yang mengakibatkan sel darah putih ini memakan sel darah merah.
5. Hemofilia
Gangguan ini disebabkan adanya kelainan yang menyebabkan darah sulit membeku jika terjadi luka. Penyakit ini merupakan penyakit keturunan.
6. Talasemia
Pada penyakit ini, bentuk sel darah merahnya tidak beraturan. Hal ini menyebabkan daya ikat sel darah merah terhadap oksigen dan karbon dioksidanya berkurang. Usaha-usaha pencegahan terhadap gangguan alat peredaran darah ialah dengan melakukan pola hidup sehat. Pola hidup sehat itu di antaranya:
1. makan makanan yang bergizi;
2. olahraga yang teratur;
3. tidur dan istirahat yang cukup.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YA8aCuRNDEgJ:www.crayonpedia.org/mw/Gangguan_pada_Alat_Peredaran_Darah_Manusia_5.1+penyakit+peredaran+darah+pada+manusia&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id


Kelainan dan penyakit pada darah dan sistem peredaran darah dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan non keturunan.

1. Faktor Keturunan

Penyakit keturunan disebabkan oleh genetik. Di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Hemofilia

Penyakit keturunan berupa darah yang keluar dari pembuluh darah tidak dapat membeku.

b. Thalassemia

Penyakit yang ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak beraturan. Akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida kurang.

c. Sick Cell Anemia (SCA)

Penyakit berupa kelainan sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida berkurang.

2. Faktor Non Keturunan

Kelainan darah ini disebabkan oleh faktor fisiologis. Di antaranya adalah:

a. Anemia

Penyakit kurang darah, disebabkan kandungan Hb rendah, berkurangnya sel darah merah, atau menurunnya volume darah dari ukuran normal.

b. Anemia pernisiosa

Penyakit di mana tubuh tidak mampu menyerap vitamin B - 12.

c. Aneurisma

Penyakit pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding otot.

d. Eritroblastosis fetalis

Rusaknya eritrosit bayi di dalam kandungan karena perbedaan rhesus dengan ibu.

e. Elefantiasis

Penyumbatan aliran pembuluh limfa akibat infeksi cacing Filaria.

f. Hipertensi

Tekanan darah tinggi, yaitu nilai ambang tekanan sistole sekitar 140 -200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastole sekitar 90 -110 mmHg atau lebih.

g. Hipotensi

Tekanan darah rendah, bila tekanan sistole di bawah 100 mmHg.

h. Leukemia (kanker darah)

Penyakit yang disebabkan bertambahnya leukosit yang tidak terkendali akibat kanker jaringan penghasil sel-sel darah putih.

i. Trombus dan embolus

Penyakit jantung yang disebabkan oleh penggumpalan di dalam arteri koroner.

j. Jantung koroner

Suatu gangguan jantung disebabkan oleh tertimbunnya lemak darah (kolesterol) pada arteri koronaria.

k. Sklerosis

Penyakit pengerasan pembuluh nadi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu karena endapan lemak, disebut aterosklerosis dan disebabkan oleh endapan kapur atau arteriosklerosis.

Sklerosis dapat menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah,sehingga menaikkan tekanan darah. Jika sklerosis ini terjadi pada arteriole maka dapat menyebabkan pecahnya arteriole tersebut. Kalau hal ini terjadi di otak dapat menyebabkan kematian (stroke).

l. Varises

Penyakit berupa pelebaran vena pada bagian betis. Bisa juga pelebaran venanya pada bagian anus yang sering disebut ambeien, wasir, atau hemoroid.

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:3J2F1MxLkUgJ:id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1990230-kelainan-atau-penyakit-pada-sistem/+penyakit+peredaran+darah+pada+manusia&cd=23&hl=id&ct=clnk&gl=id


1. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah sering kita jumpai pada seseorang. Kelainan dan penyakit tersebut dapat disebabkan oleh faktor keturunan (genetik), adanya kerusakan pada sistem peredaran darah, dan faktor-faktor lain yang belum diketahui. Kelainan dan penyakit tersebut antara lain:
a. Anemia
Anemia sering disebut sebagai penyakit kurang darah. Kurang darah terjadi karena kandungan hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah rendah atau berkurangnya sel darah merah. Berkurangnya kandungan Hb dapat disebabkan makanan yang kurang mengandung zat besi. Berkurangnya sel darah merah sering terjadi pada penderita penyakit malaria. Hal ini karena plasmodium sebagai penyebab penyakit malaria memakan sel darah merah. Demikian pula penderita penyakit cacing tambang sering mengalami anemia.
b. Talasemia
Talasemia merupakan penyakit yang diturunkan. Talasemia sering terdapat pada bayi dan anak-anak. Pada penderita talasemia, daya ikat sel darah merahnya terhadap oksigen rendah karena kegagalan pembentukan hemoglobin. Penderita talasemia berat membutuhkan transfusi darah setiap bulan.
c. Hemo???? li
Hemo???? li merupakan penyakit yang menyebabkan darah sukar membeku bila terjadi luka. Kelainan ini disebabkan oleh faktor keturunan ( genetik). Kelainan tidak dapat diobati, tetapi dapat dicegah. Penderita harus menghindari terjadinya pendarahan agar darah tidak mengalir terus.
d. Leukemia
Leukemia atau kanker darah adalah penyakit bertambahnya sel darah putih yang tidak terkendali.
Beberapa gejala leukemia yaitu:
1) Demam, kedinginan, dan gejala seperti ???? u.
2) Badan lemah dan sakit kepala.
3) Sering mengalami infeksi.
4) Kehilangan berat badan.
5) Berkeringat, terutama malam hari.
6) Nyeri tulang atau sendi.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab leukemia. Namun, para peneliti menduga penyebab leukemia antara lain radiasi energi tinggi, misalnya bom nuklir, bahan kimia benzena yang mengenai seseorang dalam jangka waktu lama, dan keadaan genetik seseorang, misalnya penderita sindrom Down lebih banyak menderita leukemia dibanding orang normal.
e. Hipertensi
Hipertensi disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi di dalam arteri. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi bila nilai ambang tekanan sistolik antara 140 – 200 mmHg atau lebih dan nilai ambang tekanan ambang diastolik antara 90 – 110 mmHg atau lebih. Beberapa penderita tidak menunjukkan gejala-gejala akibat tekanan darah tinggi. Namun, beberapa orang ada yang mengalami gejala-gejala, yaitu sakit kepala, napas pendek, dan penglihatan kabur. Penyebab hipertensi berkaitan dengan umur, kegemukan, dan keturunan.
f. Koronariasis
Koronariasis merupakan penyempitan atau penyumbatan nadi tajuk (arteri koronari) pada jantung. Melalui nadi tajuk tersebut, jantung mendapat makan dan oksigen. Nadi tajuk berukuran kecil sehingga bila tersumbat, denyut jantung dapat terganggu atau terhenti. Penderita yang terkena koronariasis akan merasakan sakit di bagian dada (jantung). Koronariasis disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah pada dinding dalam arteri koronaria. Gumpalan ini disebabkan oleh menumpuknya kolesterol di dalam dinding arteri.
g. Varises
Varises merupakan pelebaran pembuluh balik (vena). Varises biasanya terjadi di kaki terutama di bagian betis. Varises yang terdapat di bagian anus disebut ambeien. Varises merupakan hal yang biasa terjadi dan tidak berbahaya. Penyebab varises tidak diketahui secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, varises dapat disebabkan oleh pembengkakan pada vena. Varises tidak perlu diobati. Namun jika terjadi varises atau ambeien yang parah, dapat dilakukan operasi.
h. Hemoroid/Wasir/Ambien
Hemoroid merupakan pelebaran pembuluh darah balik pada daerah anus. Wasir dapat disebabkan terlalu banyak duduk, kurang gerak, dan terlalu kuat mengejan, akibatnya aliran darah tidak lancar.

Gagal Jantung

• Penyebab Penyakit Gagal Jantung
Gagal jantung dapat disebabkan oleh gangguan primer otot jantung itu sendiri atau beban jantung yang berlebihan ataupun kombinasi keduanya. Secara garis besar, faktor kemungkinan yang menyebabkan penyakit gagal jantung adalah orang-orang yang memiliki penyakit hipertenisi, hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi), perokok, diabetes (kencing manis), obesitas (kegemukan) dan seseorang yang memiliki riwayat keluarga penyakit jantung serta tentunya pola hidup yang tidak teratur dan kurang ber-olah raga.




• Pengobatan Penyakit Gagal Jantung
Dalam penatalaksanaan atau perawatan pasien dengan kasus penyakit gagal jantung, ada tiga hal mendasar yang menjadi acuan, diantaranya ; Pengobatan terhadap Gagal jantung sendiri, Pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan Pengobatan terhadap faktor pencetus.
Termasuk dalam pengobatan medikamentosa yaitu mengurangi retensi cairan dan garam, meningkatkan kontraktilitas dan mengurangi beban jantung. Sedangkan penanganan secara umum meliputi istirahat, pengaturan suhu dan kelembaban, oksigen, pemberian cairan dan diet.

Pemberian obat-obatan, seperti obat inotropik (digitalis, obat inotropik intravena), obat vasodilator (arteriolar dilator : hidralazin), venodilator (nitrat, nitrogliserin), mixed dilator (prazosin, kaptopril, nitroprusid), diuretik serta obat-obatan disritmia.

Tindakan pembedahan, hal ini biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit jantung bawaan (paliatif, korektif) dan penyakit jantung didapat (valvuloplasti, penggantian katup).

http://www.infopenyakit.com/2009/07/penyakit-gagal-jantung.html


Penyebab gagal jantung
1. Penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut:
• Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
• Beban tekanan berlebihan - pembebanan sistolik (systolic overload)
• Beban volume berlebihan - pembebanan diastolic (diastolic overload)
• Peningkatan kebutuhan metabolik - peningkatan kebutuhan yang berlebihanan (demand overload)
2. Gangguan pengisian (hambatan input)

http://pagarnusangelo.blogspot.com/2010/04/gagal-jantung.html

Bawang Putih Sebagai Obat Kanker

Bawang putih adalah tanaman umum dengan akar berwarna putih berbentuk umbi lapis, serupa dengan bawang merah. Nama ilmiah adalah Allium sativum, dan tanaman ini adalah bagian dari familia Liliaceae (Lili). Bawang putih dipakai baik untuk masakan maupun sebagai tanaman obat. Saat bawang putih segar dihancurkan atau dicincang, enzim dalam umbinya dilepas dan sebuah senyawa yang mengadang sulfur (belerang) bernama allicin dibuat. Senyawa yang mengandung sulfur ini sering menjadi antibiotik yang efektif.


Kandungan kimia dan kegunaannya
Senyawa yang ada pada bawang putih adalah aliin. Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap. Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah.
Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru.



Peran bawang putih dalam melawan kanker
Dalam masyarakat modern bawang putih (Allium sativum) dipercaya dapat mencegah serangan jantung, penggumpalan darah, menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, mengurangi tukak lambung, penawar racun, pembunuh bakteri / jamur / parasit, pengikat radikal bebas, dan banyak lagi yang lain.
Berbagai studi memang menunjukkan kemampuan bawang putih dalam mencegah dan mengobati kanker, terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya, seperti kanker prostat, perut, kolorektal (usus dan dubur), payudara, liver, kulit, dan paru-paru.
Zat-zat aktif dalam bawang putih antara lain vitamin A, B, C, kalsium, potasium, besi, karoten, dan selenium. Yang paling dominan dalam memerangi kanker adalah komponen allyl sulfur seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide, diallyl trisulfide, S-allyl cysteine, S-allylmercaptocysteine, allicin, dan ajoene. Zat-zat tersebut mencegah pembentukan dan pengaktifan nitrosamin di dalam tubuh, juga memblokir aflatoxin, azoxymethane, benzo(a)pyrene, dan lain-lain, yang kesemuanya merupakan zat karsinogen (pemicu kanker). Pada tahap berikutnya komponen-komponen tersebut dapat mencegah mutasi gen, menghambat proliferasi (pertumbuhan/pembelahan) sel-sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak, bahkan merangsang sel kanker untuk bunuh diri (apoptosis).
Di sisi lain bawang putih juga berperan sebagai antioksidan, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan membunuh kuman Helicobacter pylori yang dapat memicu berbagai macam kanker perut.


Cara Mengkonsumsi
Sudah tentu kerja zat-zat aktif bawang putih itu tergantung pada banyak hal, misalnya tanah di mana bawang putih itu tumbuh (berpengaruh pada kadar zat-zat aktif bawang putih), komposisi zat makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengannya, juga cara mempersiapkan dan mengkonsumsi bawang putih itu sendiri. Kombinasi dengan selenium, asam lemak tertentu (misal asam linoleat), dan vitamin A, dapat meningkatkan kemampuan bawang putih untuk menghambat proliferasi dan meningkatkan apoptosis.
Tetapi perlu disadari bahwa proses pengolahan bawang putih dapat mematikan daya kerja zat-zat anti kanker itu. Satu menit saja diproses dalam microwave, hilanglah khasiat bawang putih sebagai antikanker. Begitu juga kalau dipanaskan dalam proses pemasakan lain. Jadi bagaimana? Haruskah bawang putih itu ditelan mentah-mentah?
Ternyata sederhana saja. Hancurkan bawang putih (digeprak, diiris tipis, atau diuleg) kemudian biarkan selama 15 menit sebelum dimasak (digunakan sebagai bumbu masak). Dalam waktu 15 menit itu terjadi reaksi kimia yang mengaktifkan zat-zat anti kanker golongan allyl sulfur di atas, yang tidak rusak walau dimasak. Tetapi kalau setelah dihancurkan langsung dimasak, reaksi kimia itu tidak terjadi, otomatis khasiat anti kankernya hilang.
Kalau mau, bawang putih juga boleh dikonsumsi mentah. Tapi tetap saja harus dihancurkan dulu dan dibiarkan selama 15 menit. Kalau bawang akan disajikan utuh, misalnya dalam acar, cukup kupas kemudian potong sedikit ujung-ujungnya. Lumayan, masih memiliki khasiat anti kanker walau tidak sebagus kalau dihancurkan.

Potensi Bahaya
Menggunakan bawang putih untuk pencegahan dan pengobatan kanker memang sangat mudah. Harganya murah dan mudah didapat pula. Tetapi, bukan berarti bawang putih boleh dikonsumsi sembarangan. Jangan mengira bahwa semakin banyak mengkonsumsi bawang putih semakin baik hasilnya.
Dosis yang disarankan untuk konsumsi bawang putih adalah 4-5 gram bawang putih segar/hari (kira-kira 1-2 siung). Kalau terlalu banyak, selain menimbulkan bau tidak sedap pada nafas dan kulit, kadang menimbulkan alergi, gangguan pencernaan (muntah, diare, iritasi, produksi gas berlebihan), asma bronkial, dermatitis, mengurangi kadar protein dan kalsium dalam darah, juga mengurangi produksi sperma.
Terlalu banyak bawang putih meningkatkan resiko perdarahan karena kemampuannya dalam mencegah pembekuan darah. Karena itu pada penderita yang hendak atau baru saja menjalani pembedahan, konsumsi bawang putih sebaiknya dibatasi.
Bawang putih juga meningkatkan kerja enzim-enzim dalam hati untuk membuang racun dari dalam tubuh. Pada orang sehat kemampuan ini sangat bermanfaat, tetapi hati-hati, bawang putih juga bisa membuang obat-obat yang dikonsumsi dan obat-obat kemoterapi . Dengan begitu pengobatan yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Karena itu, kalau ingin menambah konsumsi bawang putih atau menggunakan produk suplemennya, konsultasilahterlebih dahulu dengan dokter.

Bawang Putih

Kalau dengar bawang putih, mungkin yang terbayang adalah bau mulut yang mengganggu. Padahal bawang putih adalah salah satu dari tanaman obat yang banyak manfaatnya, sehingga dijuluki “umbi seribu khasiat”. Sesungguhnya zat apa yang terkandung didalamnya? Benarkah makin tajam aromanya berarti makin tinggi khasiatnya?
Tanaman dengan nama latin “Allium sativum” ini termasuk bumbu dapur yang sangat popular di Asia. Ia memberikan rasa harum yang khas pada masakan, sekaligus menurunkan kadar kolesterol yang terkandung dalam bahan makanan yang mengandung lemak. Maka jangan heran jika pada masakan Cina, Korea dan Jepang banyak menggunakan bawang sebagai bumbu utamanya.
Bawang putih telah digunakan sebagai obat selama ribuan tahun. Bahkan 3000 tahun SM, para pujangga Cina telah menguji dan menulis manfaat bawang putih! Cendekiawan Yunani kuno Aristoteles juga telah menguji bawang putih pada tahun 335 SM untuk digunakan sebagai pengobatan.Tulisan Mesir kuno mencatat bahwa bawang putih diberikan pada para pekerja yang membangun piramida untuk menjaga mereka agar tetap kuat dan sehat. Orang Rusia menjadikan bawang putih sebagai “ganti antibiotic” dan dikenal sebagai “Penisilin Rusia” karena dipercaya mengandung 1/10 kebaikan penisilin.
Manfaat bawang putih bagi kesehatan sudah sangat popular di tengah masyarakat sejak zaman dulu. Selain sebagai pendongkrak stamina seks, kini dapat dipastikan bawang putih juga mampu menangkal flu, membasmi cacing perut, mengobati rematik, dan meredakan insomnia. Juga mampu memerangi penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, jantung koroner, diabetes, ketidakseimbangan kolesterol dan kanker. Dari sekian banyak manfaat bawang putih, para ahli telah menemukan manfaat baru bawang putih yaitu dapat mencegah berat badan dan bahkan menurunkan berat badan. Suatu tes laboratorium menunjukkan bahwa tikus-tikus yang diberikan gula diet akan mengalami penurunan berat jika mereka diberi juga komponen bawang putih.
Kandungan Kimia dan Kegunaannya
Senyawa yang ada pada bawang putih adalah aliin. Ketika bawang putih dimemarkan/dihaluskan, zat aliin yang sebenarnya tidak berbau akan terurai. Dengan dorongan enzim alinase, aliin terpecah menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena kandungan zat belerang. Aroma khas ini bertambah menyengat ketika zat belerang (sulfur) dalam alisin diterbangkan ammonia ke udara, sebab ammonia mudah menguap. Senyawa alisin berkhasiat menghancurkan pembentukan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi gejala diabetes dan mengurangi tekanan darah.
Selain alisin, bawang putih juga memiliki senyawa lain yang berkhasiat obat, yaitu alil. Senyawa alil paling banyak terdapat dalam bentuk dialil-trisulfida yang berkhasiat memerangi penyakit-penyakit degeneratif dan mengaktifkan pertumbuhan sel-sel baru.
Memilih Bawang Putih
Bawang putih yang dipakai di dapur hanyalah salah satu dari banyak varietas bawang putih. Ada yang warna kulitnya keungu-unguan, dan ada yang bersemu merah muda. Yang popular adalah yang berwarna putih, yaitu yang kita pakai sehari-hari di dapur.
Bagaimana memilih bawang yang baik? Varietas apapun yang anda beli, pilihlah yang umbinya mulus dan kulitnya kering. Umbi yang siungnya kecil, aromanya lebih kuat. Dalam keadaan kering, bawang putih tahan disimpan berbulan-bulan, asal ditaruh ditempat yang kering dan sejuk. Jangan disimpan dilemari es, karena akan tumbuh daun. Jika udara terlalu panas, bawang putih akan cepat mengkerut dan berbubuk abu-abu.
Produk Herbal
Saat ini telah hadir produk bawang putih dalam bentuk kapsul. Produk ini hadir sebagai pilihan produk herbal bawang putih bermutu tinggi dengan harga yang terjangkau.
Herbal ini terbuat dari 100% bawang putih murni (Allium sativum) pilihan yang dikeringkan dengan mesin oven pengering untuk menjamin keseragaman tingkat kadar air 5% dan menjaga higienitas bahan baku. Tingkat kadar air 5% merupakan batas mikroba tidak dapat hidup dan berkembang biak. Pengeringan dilakukan dengan suhu rendah untuk menjaga kandungan zat aktif bawang putih dan mempertahankan kandungan minyak atsiri yang ditandai dengan tetap terciumnya aroma khas bawang putih dan warna bahan baku yang putih bersih.
Contoh Pemakaian
Penyakit Diabetes
Sebagai obat diabetes, bawang putih bias dikonsumsi setiap harisesudah makan. Pagi, siang dan malam masing-masing dua atau tiga suing sekali makan.
Dari pengalaman, mereka yang bobot badannya di bawah 60 kg dianjurkan menggunakan dosis dua suing bawang atau setara dengan tujuh gram sekali makan. Sedang bagi mereka yang berbobot lebih dari 60 kg dengan dosis tiga suing bawang atau setara dengan sepuluh gram.
Cara penggunaannya bias dibuat sambal kecap dengan diiris-iris bersama bawang merah dan cabe untuk teman makan nasi. Bisa juga dimemarkan kemudian diseduh dengan air panas sebanyak setengah gelas dan selanjutnya diblender atau dijus.
Cara lain lagi adalah bawang diparut, kemudian diseduh air panas lalu diminum setelah hangat berikut ampas-ampasnya.
Bagi penderita diabetes, sebaiknya periksa laboratorium dulu sebelum menggunakan resep ini. Setelah menggunakan resep ini selama seminggu sebaiknya cek lagi di laboratorium. Apabila terjadi penurunan kadar gula darah cukup banyak, dosis sebaiknya diturunkan. Apabila kadar gula dalam darah mendekati normal, kurangi lagi konsumsi bawang putihnya.
Nah, ternyata bawang putih banyak khasiatnya bukan? Oleh karena itu untuk menjaga kondisi, silahkan anda membiasakan mengkonsumsi bawang putih,minimal dua suing sehari.
Sumber : Majalah Nikah Vol. 5 No. 10, hal 15-16
Bawang putih
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
?Bawang putih


Bawang putih
Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Asparagales

Famili: Alliaceae

Upafamili: Allioideae
Bangsa: Allieae
Genus: Allium

Spesies: A. sativum

Nama binomial

Allium sativum
L.

Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia.
Bawang mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur.
Manfaat
Bawang putih digunakan sebagai bumbu yang digunakan hampir di setiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelum dipakai sebagai bumbu, bawang putih dihancurkan dengan ditekan dengan sisi pisau (dikeprek) sebelum dirajang halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis bahan bumbu yang lain.
Bawang putih mempunyai khasiat sebagai antibiotik alami di dalam tubuh manusia.
BAWANG PUTIH
Sari bawang putih Allium sativum terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol serum dan trigliserida dalam serum darah . Ia juga dapat menaikkan kadar HDL serta meningkatkan aktivitas fibrinolitik . Umbi bawang putih ini pun bisa mencegah terjadinya infiltrasi ( penyusupan ) lemak , menghambat atau mencegah agregasi platelet ( bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah ), sehingga penggumpalan darah tidak terjadi . Semua ini mencegah terjadinya pengapuran dan akan mencegah terjadinya tekanan darah tinggi serta serangan jantung ( koroner ). Maka tak salah kalau bawang putih juga dikatakan bersifat antiarteriosklerosis . Percobaan pada manusia lebih berarti untuk pencegahan .
Seluruh bagian tanaman bawang putih mengandung minyak atsiri . Kandungan senyawa itu lebih banyak terdapat di dalam daunnya ketimbang pada umbinya . Sayangnya , bawang putih mengeluarkan aroma menyengat . Untuk menghilangkannya telah dicoba dengan mencampurnya dengan minyak atsiri sirih . Juga telah dicoba dengan menggunakan campuran daun beluntas . Secara in vitro , daun beluntas bisa menghilangkan bau bawang putih , tetapi tidak mempengaruhi potensi bawang putih .
Diperlukan dua siung bawang putih atau sekitar 4 g setiap kali mengkonsumsinya . Umbi putih dengan rasa menyengat ini dikunyah hingga halus baru ditelan . Setelah itu minum air hangat secukupnya . Ini dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari .











BAWANG PUTIH
Apakah Itu Bawang Putih?
Bawang putih adalah tanaman umum
dengan akar berwarna putih berbentuk
umbi lapis, serupa dengan bawang
merah. Nama ilmiah adalah Allium
sativum, dan tanaman ini adalah bagian
dari familia Liliaceae (Lili). Bawang
putih dipakai baik untuk masakan
maupun sebagai tanaman obat.
Saat bawang putih segar dihancurkan
atau dicincang, enzim dalam umbinya
dilepas dan sebuah senyawa yang
mengadang sulfur (belerang) bernama
allicin dibuat. Senyawa yang mengandung
sulfur ini sering menjadi antibiotik
yang efektif.
Apakah Kegunaan Bawang Putih?
Bawang putih mungkin berasal dari
Kirgiz, daerah padang pasir Siberia.
Pujangga Cina 3000 tahun SM menguji
manfaat bawang putih. Jadi, bawang
putih mempunyai sejarah panjang dalam
penggunaannya sebagai obat. Aristoteles
menguji bawang putih pada tahun 335
SM untuk kualitas pengobatan. Pada
abad pertengahan, bawang putih telah
dipikirkan sebagai pengobatan terhadap
orang bertekanan darah tinggi, kehilangan
nafsu makan, orang dengan
masalah paru, gigitan ular, batuk rejan,
dan kebotakan. Pendeta Perancis abad 17
makan bawang putih dalam jumlah besar
untuk melawan wabah sampar, dan
dilaporkan mereka bertahan hidup lebih
lama daripada pendeta Inggris. Selama
kedua perang dunia, tentara Rusia dan
Jerman makan bawang putih sebagai
pengobatan di medan pertempuran.
Mengapa Odha Memakai Bawang
Putih?
Banyak tes sudah membuktikan bahwa
bawang putih mengandung zat anti
bakteri dan jamur. Bawang putih juga
dapat mempertahankan sistem kekebalan
tubuh, yang dalam kasus HIV sangat
dibutuhkan. Bawang putih terbukti
efektif melawan sejumlah infeksi oportunistik
termasuk herpes virus, sitomegalovirus,
kriptosporidiosis (kripto),
dan organisme mikobakteri atau kandida.
Pada beberapa kasus, pengobatan Barat
tidak efektif untuk mengobati kondisi ini.
Sebagai contoh, sebuah tes yang melibatkan
lima orang dengan kripto (lihat
Lembaran Informasi (LI) 502) di Los
Angeles menunjukkan bahwa seluruh
gejala berkurang ketika mereka memakai
banyak bawang putih. Kripto dianggap
sebagai salah satu infeksi oportunistik
yang sulit diobati. Bawang putih mengandung
sulfur, asam amino, zat mineral
termasuk germanium, selenium, dan
zinc, serta vitamin A, B, dan C. Allicin
dipercaya sebagai zat kandungan bawang
putih yang paling banyak memberikan
manfaat, selain menghasilkan bau yang
menyengat itu.
Ada Odha yang menganggap bahwa
bawang putih juga mengurangi tingkat
kolesterol dan trigliserid yang tinggi.
Masalah ini dapat menjadi efek samping
dari penggunaan terapi antiretroviral
(ART). Namun belum ada penelitian
yang membuktikan bahwa bawang putih
menimbulkan hasil ini.
Bagaimana Bawang Putih
Dipakai?
Bawang putih berbentuk pil/kapsul
bisa dibeli di apotik. Harganya memang
mahal, tetapi baunya tidak terlalu
menusuk. Kebanyakan orang memakai
bawang putih pada masakan mereka.
Beberapa orang memakan bawang putih
mentah secara teratur, biasanya dengan
memotongnya kecil-kecil, dan memakannya
bersama makanan lain. Atau, ada
juga yang merajangnya sampai halus lalu
disendokkan ke mulut, seperti puyer.
Apakah Efek Samping Bawang
Putih?
Bawang putih menimbulkan sedikit
efek samping, tetapi dosis yang tinggi
dapat menyebabkan sakit perut atau
gangguan pada usus. Hal ini terutama
terjadi bila dipakai bawang putih mentah.
Selain itu, baunya dapat dianggap
sebagai efek samping yang kurang enak!
Apakah Bawang Putih
Berinteraksi dengan Obat Lain?
Sebuah penelitian pada 2001 menunjukkan
bahwa bawang puith dan suplemen
yang mengandung bawang puith
atau allicin dapat mengurangi tingkat
saquinavir (sebuah protease inhibitor)
dalam darah rata-rata 51 persen. Hal ini
kemungkinan sangat mempengaruhi
kegiatan saquinavir terhadap HIV,
dengan kemungkinan HIV menjadi
resistan terhadap obat tersebut. Walaupun
belum ditelitikan, kemungkinan
interaksi ini terjadi terhadap protease
inhibitor lain dan juga NNRTI. Menurut
para peneliti, “kami melihat interaksi
yang jelas dan berjangka lama. Implikasi
yang jelas adalah bahwa dokter dan
pasien seharusnya berhati-hati bila
memakai bawang putih atau suplemen
kandungan bawang putih bersama
dengan ART.” Yakinkan dokter mengetahui
bila kita memakai bawang putih
sebagi suplemen.
Garis Dasar
Bawang putih adalah tanaman yang
sudah lama diketahui efektif sebagai
obat. Namun hanya sedikit penelitian
dilakukan terhadapnya, jadi efektifitasnya
tidak dapat dibuktikan. Penggunaan
biasanya tidak menimbulkan efek samping
(selain baunya), tetapi dibuktikan
ada interaksi dengan satu jenis obat
antiretorviral, dan kemungkinan juga ada
dengan beberapa jenis lain. Jadi sebaiknya
kita tidak memakai bawang putih
dengan dosis tinggi bila kita memakai
terapi antiretroviral. Namun penggunaan
sebagai rempah dalam masakan kemungkinan
tidak menimbulkan masalah.
Diterbitkan 22 Januari 2005 berdasarkan beberapa
Sumber


Nama Lokal :
Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor);
Pemanfaatan :
1. Hipertensi
a. Bahan: 3 siung bawang putih,
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan
air secukupnya, Ialu disaring;
Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari.

b. Bahan : 2 siung bawang putih;
Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api;
Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.

2. Asma, batuk dan masuk angin
Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu
secukupnya;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;
Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.

3. Sakit kepala
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: untuk kompres pada dahi.

4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air
Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam
Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua
bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih
dan diaduk sampai merata, dan disaring;
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan
sore.

5. Ambeien
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas
untuk diambil airnya;
Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.

6. Sembelit
Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk
diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;
Cara menggunakan: diminuni biasa.

7. Luka memar karena tikaman atau pukulan
Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu;
Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1
sendok madu dan dicampur sampai merata;
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

8. Luka kena benda tajam berkarat
Bahan: umbi bawang putih dan minyak kelapa secukupnya;
Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke
dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus;
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

9. Mempercepat matangnya bengkak abses
Bahan : umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih dipanasi dengan minyak cat,
kemudian ditumbuk halus;
Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang bengkak.

10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri
Bahan: umbi bawang putih;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
Cara menggunakan: ditempelkan pada baglan yang kemasukan
serpihan kaca, kayu atau duri.

11. Sengatan serangga
Bahan: umbi bawang putih, sendowo dan garam secukupnya;
Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian
dicampur dengan bahan lainnya sampai merata;
Cara menggunakan: dioleskan ada bagian tubuh yang disengat
serangga.

12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut
Baban: beberapa siung bawang push;
Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung.

13. Sulit tidur (insomnia)
Bahan: beberapa slung bawang putih;
Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
Cara menggunakan: dimakan langsung sebelum tidur
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. - lemak 0,20 gram, - hidrat arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, - vitamin C 1 5 miligram, - kalori 95 kalori, - posfor 134 miligram, - kalsium 42 miligrain. - besi 1 miligram dan - air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=130
http://herbalupdate.blogspot.com/search/label/Herbal%20medicine

Bagaimana Bawang Putih Melawan Kanker?


Dalam masyarakat modern bawang putih (Allium sativum) dipercaya dapat mencegah serangan jantung, penggumpalan darah, menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, mengurangi tukak lambung, penawar racun, pembunuh bakteri/jamur/parasit, pengikat radikal bebas, dan banyak lagi yang lain. Benarkah bumbu masakan sehari-hari ini dapat menyembuhkan kanker juga?
Berbagai studi memang menunjukkan kemampuan bawang putih dalam mencegah dan mengobati kanker, terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya, seperti kanker prostat, perut, kolorektal (usus dan dubur), payudara, liver, kulit, dan paru-paru.

Bawang Putih Melawan Kanker
Zat-zat aktif dalam bawang putih antara lain vitamin A, B, C, kalsium, potasium, besi, karoten, dan selenium. Yang paling dominan dalam memerangi kanker adalah komponen allyl sulfur seperti diallyl sulfide, diallyl disulfide, diallyl trisulfide, S-allyl cysteine, S-allylmercaptocysteine, allicin, dan ajoene. Zat-zat tersebut mencegah pembentukan dan pengaktifan nitrosamin di dalam tubuh, juga memblokir aflatoxin, azoxymethane, benzo(a)pyrene, dan lain-lain, yang kesemuanya merupakan zat karsinogen (pemicu kanker).
Pada tahap berikutnya komponen-komponen tersebut dapat mencegah mutasi gen, menghambat proliferasi (pertumbuhan/pembelahan) sel-sel kanker, memperbaiki struktur DNA yang rusak, bahkan merangsang sel kanker untuk bunuh diri (apoptosis).
Di sisi lain bawang putih juga berperan sebagai antioksidan, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan membunuh kuman Helicobacter pylori yang dapat memicu berbagai macam kanker perut.
Cara Mengkonsumsi
Sudah tentu kerja zat-zat aktif bawang putih itu tergantung pada banyak hal, misalnya tanah di mana bawang putih itu tumbuh (berpengaruh pada kadar zat-zat aktif bawang putih), komposisi zat makanan lain yang dikonsumsi bersamaan dengannya, juga cara mempersiapkan dan mengkonsumsi bawang putih itu sendiri. Kombinasi dengan selenium, asam lemak tertentu (misal asam linoleat), dan vitamin A, dapat meningkatkan kemampuan bawang putih untuk menghambat proliferasi dan meningkatkan apoptosis.
Tetapi perlu disadari bahwa proses pengolahan bawang putih dapat mematikan daya kerja zat-zat antikanker itu. Satu menit saja diproses dalam microwave, hilanglah khasiat bawang putih sebagai antikanker. Begitu juga kalau dipanaskan dalam proses pemasakan lain. Jadi bagaimana? Haruskah bawang putih itu ditelan mentah-mentah?
Ternyata sederhana saja. Hancurkan bawang putih (digeprak, diiris tipis, atau diuleg) kemudian biarkan selama 15 menit sebelum dimasak (digunakan sebagai bumbu masak). Dalam waktu 15 menit itu terjadi reaksi kimia yang mengaktifkan zat-zat antikanker golongan allyl sulfur di atas, yang tidak rusak walau dimasak. Tetapi kalau setelah dihancurkan langsung dimasak, reaksi kimia itu tidak terjadi, otomatis khasiat antikankernya hilang.
Kalau mau, bawang putih juga boleh dikonsumsi mentah. Tapi tetap saja harus dihancurkan dulu dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu bagaimana kalau bawang akan disajikan utuh, misalnya dalam acar? Cukup kupas kemudian potong sedikit ujung-ujungnya. Lumayan, masih memiliki khasiat antikanker walau tidak sebagus kalau dihancurkan.
Potensi Bahaya
Mudah sekali bukan, menggunakan bawang putih untuk pencegahan dan pengobatan kanker? Harganya murah dan mudah didapat pula. Tetapi waspadalah, bukan berarti bawang putih boleh dikonsumsi sembarangan. Jangan mengira bahwa semakin banyak mengkonsumsi bawang putih semakin baik hasilnya.
Dosis yang disarankan untuk konsumsi bawang putih adalah 4-5 gram bawang putih segar/hari (kira-kira 1-2 siung). Kalau terlalu banyak, selain menimbulkan bau tidak sedap pada nafas dan kulit, kadang menimbulkan alergi, gangguan pencernaan (muntah, diare, iritasi, produksi gas berlebihan), asma bronkial, dermatitis, mengurangi kadar protein dan kalsium dalam darah, juga mengurangi produksi sperma.
Terlalu banyak bawang putih meningkatkan resiko perdarahan karena kemampuannya dalam mencegah pembekuan darah. Karena itu pada penderita yang hendak atau baru saja menjalani pembedahan, konsumsi bawang putih sebaiknya dibatasi.
Bawang putih juga meningkatkan kerja enzim-enzim dalam hati untuk membuang racun dari dalam tubuh. Pada orang sehat kemampuan ini sangat bermanfaat, tetapi hati-hatilah, dia juga bisa membuang obat-obat yang Anda telan dan obat-obat kemoterapi . Pengobatan Anda menjadi sia-sia, bukan? Karena itu, kalau Anda ingin menambah konsumsi bawang putih atau menggunakan produk suplemennya, konsultasilah dulu dengan dokter.

Minggu, 23 Mei 2010

Adakah Obat untuk HIV/AIDS Saat Ini?

AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.

Karena ganasnya penyakit ini, maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini, targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang. Enzim-enzim ini dihambat dengan menggunakan inhibitor yang nantinya akan menghambat kerja enzim-enzim tersebut dan pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan virus HIV.

HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.




Obat-obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reverse transcriptase, sedangkan yang membantu pembentukan protein-protein aktif disebut protease.

Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubah terlebih dahulu menjadi DNA. Reverse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan dengan lambat. Jadi, penggunaan obat-obatan penghambat enzim reverse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan proses pembentukan virus baru secara total.

Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya, protein-protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, maka protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Di sinilah peranan protease. Protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA, dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus (protein struktural) ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.



Gambar 2 menunjukkan skema produk translasional dari gen gag-pol dan daerah di mana produk dari gen tersebut dipecah oleh protease. p17 berfungsi sebagai protein kapsid, p24 protein matriks, dan p7 nukleokapsid. p2, p1 dan p6 merupakan protein kecil yang belum diketahui fungsinya. Tanda panah menunjukkan proses pemotongan yang dikatalisis oleh protease HIV (Flexner, 1998).

Menurut Flexner (1998), pada saat ini telah dikenal empat inhibitor protease yang digunakan pada terapi pasien yang terinfeksi oleh virus HIV, yaitu indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir. Satu inhibitor lainnya masih dalam proses penelitian, yaitu amprenavir. Inhibitor protease yang telah umum digunakan, memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan. Semua inhibitor protease yang telah disetujui memiliki efek samping gastrointestinal. Hiperlipidemia, intoleransi glukosa dan distribusi lemak abnormal dapat juga terjadi.





Uji klinis menunjukkan bahwa terapi tunggal dengan menggunakan inhibitor protease saja dapat menurunkan jumlah RNA HIV secara signifikan dan meningkatkan jumlah sel CD4 (indikator bekerjanya sistem imun) selama minggu pertama perlakuan. Namun demikian, kemampuan senyawa-senyawa ini untuk menekan replikasi virus sering kali terbatas, sehingga menyebabkan terjadinya suatu seleksi yang menghasilkan HIV yang tahan terhadap obat. Karena itu, pengobatan dilakukan dengan menggunakan suatu terapi kombinasi bersama-sama dengan inhibitor reverse transcriptase. Inhibitor protease yang dikombinasikan dengan inhibitor reverse transkriptase menunjukkan respon antiviral yang lebih signifikan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama (Patrick & Potts, 1998).

Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan.

Oleh karena itu, tantangan bagi para peneliti di seluruh dunia (termasuk Indonesia) adalah untuk mencari obat yang dapat menghancurkan virus yang terdapat dalam tubuh, bukan hanya menghambat pertumbuhan virus. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditemukannya obat yang berasal dari alam. Penelusuran senyawa yang berkhasiat tentunya memerlukan penelitian yang tidak sederhana.